Kamis, Mei 26

Reciprocity in Bat-Vampire

Belum lama ini saya menonton film Batman V Superman: Dawn of the Justice. Setelah menonton saya jadi mengidolakan Batman, tokoh superhero nokturnal yang diperankan aktor Ben Affleck. Di film-film yang pernah saya tonton, kelelawar sering digambarkan sebagai makhluk jelmaan penghisap darah yang menyeramkan dan selalu mengganggu manusia. Yang sering menjadi pertanyaan di benak saya adalah apakah kelelawar penghisap darah itu ada? Kenyataannya kelelawar vampir itu memang ada. Walaupun tidak ada hubungannya Batman dengan vampir, tapi berkat menonton film Batman saya jadi memilih kelelawar sebagai objek yang diangkat untuk memenuhi tugas matakuliah Ilmu Perilaku Hewan.



Setelah saya mencari informasi tentang kelelawar vampir kemudian saya menemukan perilaku unik dari hewan tersebut. Menurut penelitian, kelelawar vampir mendonorkan darah untuk kerabatnya yang kelaparan. Hal unik lain yang ditemukan pada kelelawar vampir adalah mereka mampu mengingat siapa saja yang pernah menolong mereka. Wuiiiih ternyata pandangan orang selama ini salah ya tentang kelelawar vampir. Mereka hewan yang sangat baik hati dan dermawan. Salut deh!!!





Bagaimana awal mulanya kelelawar vampir menjadi sanguinivor?

Kelelawar vampir memiliki darah yang mengandung protein tinggi dan sedikit karbohidrat. Oleh karena itu mereka harus sering makan namun dalam jumlah yang sedikit. Seiring berjalannya waktu kelelawar vampir pun berevolusi dengan mengembangkan kemampuan untuk menekan rasa lapar tanpa harus sering makan, tetapi tetap mendapat nutrisi dengan cara menghisap darah. Kelelawar vampir hanya menghisap darah vertebrata saja, namun beberapa diantaranya menghisap darah serangga seperti nyamuk dan lebah.

Kemampuan lain yang dimiliki kelelawar vampir yaitu mereka dapat mendeteksi panas tubuh seperti viper. Kelelawar vampir hidup berkelompok dengan satu jantan dan beberapa betina yang tidak memiliki kekerabatan satu sama lain. Betina mengasuh anaknya sampai mandiri dengan waktu relatif selama 9 bulan.

Jenis-jenis kelelawar vampir

Kelelawar vampir termasuk kelompok famili Desmodontidae dan hanya ada 3 spesies yang sanguinovor (pemakan darah) diantaranya common vampire bat (Desmodus rotundus), the white-winged vampire bat (Diaemus youngi) dan the hairy-legged vampire bat (Diphylla ecaudata). Perbedaan antara ketiganya bisa dilihat melalui ilustrasi gambar di bawah ini.



Donor darah pada kelelawar vampir

Donor darah yang dilakukan pada kelelawar vampir terjadi hanya pada betina. Kelelawar vampir betina menolong kelelawar vampir betina lain yang kelaparan karena tidak beruntung ketika sedang mencari makan. Jika mereka tidak mendapat makan selama dua hari, mereka akan kelaparan dan akhirnya mati. Perilaku donor darah yang terjadi pada kelelawar vampir ini merupakan contoh dari reciprocal altruisme yaitu adanya hubungan timbal balik ketika individu menolong individu lain.

Seorang peneliti bernama Carter pernah melakukan penelitian terhadap kelelawar vampir (Desmodus rotundus) dan melihat bahwa hewan tersebut saling berbagi darah untuk makan bersama-sama. Kemudian ia melakukan percobaan dengan membiarkan seekor kelelawar vampir yang tidak diberi makan selama 24 jam. Selanjutnya ia mereintroduksi individu kelelawar lain berjenis kelamin jantan dan betina ke dalam kandang yang berisi kelelawar vampir yang tidak diberi makan tersebut. Setelah percobaan diulangi hingga seratus kali, alhasil Carter menemukan hasil yang cukup menarik bahwa kelelawar yang kelaparan tersebut mendapat makanan dari kelelawar betina lain. Namun beberapa kelelawar lain menolak untuk berbagi makanan setelah sebelumnya ditolak oleh kelelawar pendonor lain.

Lalu apa yang sebenarnya menyebabkan kelelawar vampir saling berbagi makanan?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa kelelawar vampir hidup berkelompok. Perilaku saling berbagi makan tersebut bertujuan agar mereka dapat bergabung dalam kelompok. Jadi kelelawar vampir yang sudah mendonorkan darahnya meminta imbalan karena sudah membantu individu lain yang kelaparan.




Mekanisme donor darah pada kelelawar vampir

Kelelawar vampir menggunakan sel-sel yang peka terhadap panas di hidungnya untuk mengetahui pembuluh darah mana yang sesuai menerima donor darah. Setelah menemukan site yang cocok, kelelawar vampir resipien akan menjilati rambut ditubuhnya dengan lidah untuk memudahkan proses transfusi. Kemudian kelelawar vampir pendonor siap mentransfer darah melalui gigi serinya yang tajam. Ketika proses transfusi darah, kelelawar vampir menggigit si resipien untuk membuka pembuluh darah. Saliva pada kelelawar vampir memiliki protein yang mengandung zat antikoagulan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kekentalan darah selama proses transfusi berlangsung.





Sumber acuan:

http://www.bbc.com/earth/story/20141218-the-truth-about-vampire-bats, diakses 13 Mei 2016, pk. 13.16 WIB.

http://www.britannica.com/animal/vampire-bat, diakses 26 Mei 2016, pk. 13.29 WIB.

0 komentar:

Posting Komentar